Senin, 21 Desember 2015

URGENSI MEMPELAJARI BAHASA INDONESIA



A.     Pengertian Bahasa
Bahasa adalah alat komunikasi bagi manusia, baik secara lisan maupun tertulis. Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi negara republik Indonesia dan merupakan bahasa persatuan Indonesia.
Penamaan bahasa Indonesia diawali sejak direncanakannya sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, hal ini dikarenakan untuk menghindari kesan imperialise bahasa apabila nama bahasa Melayu tetap di gunakan.

B.     Pemakaian Bahasa
Bahasa digunaka di seluruh dunia sebagai alat untuk berhubungan dengan sesama manusia.  Malinowsky mengatakan bahwa makna “datang” bukan dari renungan yang positif terhadap kata, tetapi justru dari analisis fungsinya yang beraneka ragam dengan mengacu kepada kebudayaan tertentu. Beliau membedakan lima tipe penggunaan atau pemakaian bahasa, yang masing–masing disebutnya, sebagai berikut:
1.            pemakaian pragmatik
2.            pemakaian naratif
3.            pemakaian ritual
4.            Menggunakan ilmu agama
5.            Menggunakan keilmuan

Selanjutnya ia mengatakan bahwa luas atau tingkatan pemakaiannya dalam masyarakat tergantung pada seberapa tinggi perkembangan kebudayaan mereka.
Empat tingkatan kebudayaan yaitu, biadap/ganas, kejam/barbar, setengah beradab, dan beradab. Malinowsky menegaskan bahwa tingkatan – tingkatan tersebut tercermin dalam sastra sruktural suatu bahasa.
Pemakaian bahasa menurut Halliday :
1.         pemakaian instrumental
2.         pemakaian regulasi
3.         pemakaian interaksional
4.         pemakaian personal
5.         peemakaian heuristik
6.         pemakaian imajinatif
7.         pemakaian informatif[1]

C.    Peran Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia berperan untuk membangun dalam menyejajarkan diri dengan bangsa–bangsa maju,selain itu juga sebagai alat pemersatu bangsa. Bahasa Indonesia juga berperan sebagai bahasa pengantar dalam berbagai kegiatan kehidupan.[2]

D.   Guna Bahasa
Semua bahasa digunakan untuk berbicara hampir sepanjang sejarahnya opleh orang–orang yang tidak dapat membaca atau menulis. Bahasa orang yang seperti itu sama saja stabil, teratur, dan kayanya dengan bahasa orang–orang atau bangsa–bangsa yang dapat membaca dan menulis.[3]

E.  Kepentingan Mempelajari Bahasa Indonesia
      Berikut beberapa alasan pentingnya mempelajari bahasa Indonesia:
1.    karena bahasa Indonesia merupakan bahasa kesatuan Negara Indonesia.
2.    karena dengan belajar bahasa Indonesia kita dapat berkomunikasi dengan orang-orang yang ada disekitar kita.
3.    dapat membantu perkembangan siswa dalam berhubungan dan beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.
4.    keterampilan berbahasa Indonesia juga akan menentukan masa depan anak dan perkembangan psikis anak, serta menentukan keberhasilan secara umum.[4]

Selain itu kita akan mendapatkan manfaat dari mempelajari bahasa Indonesia, yaitu sebagai berikut:
·       untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan untuk maraih dan mengembangkan ilmu pengetahuan teknologi dan seni.
·       untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan dalam rangka melestarikan dan pengembangan budaya.

F.    Tujuan Pembelajaran Bahasa
Banyak orang yang belajar bahasa dengan berbagai tujuan yang berbeda. Ada yang hanya ingin mengetahui isi dari bacaan, ada yang belajar bahasa agar dapat berbicara dengan baik, ada pula yang belajar bahasa hanya untuk gaya-gayaan.
Menurut Basiran tujuan pembelajaran bahasa adalahketerampilan komunikasi dalam berbagai konteks komunikasi. Kemampuan yang dikembangkan adalah daya tafsir, tangkap makna, peran, menilai dan mengekspresikan diri dengan bahasa.[5]

Dalam pembelajaran bahasa Indonesia dan sastra tujuan pembelajaran secara umam meliputi:
1.   menghargai dan membanggakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan (nasional) dan bahasa negara.
2.   memahami Bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna, dan fungsi,serta menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk bermacam-macam tujuan, keperluan, dan keadaan.
3.   menggunakan Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan emosional,dan kematangan sosial.
4.   memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.
5.   menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.[6]
Mengapa kita harus belajar bahasa Indonesia?
1.    Karena bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi Negara Indonesia, sebagai rakyat kita harusnya tidak hanya menjadikan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi saja, namun kita harus menjadikan bahasa Indonesia sebagai identitas Negara yang di akui oleh undang-undang.
2.    Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatu bangsa indonesia, jadi bahasa Indonesia penting untuk di pelajari untuk mempersatukan bangsa Indonesia yang berbeda-beda suku.
3.    Komunikasi yang dilakukan tiap orang tidak hanya berkomunikasi lisan namun juga berupa tulisan. Namun banyak orang yang menganggap bahwa mempelajari bahasa Indonesia itu tidak penting, karena bahasa Indonesia terkesan baku dan kaku. Namun sadarkah kita bahwa bbahasa Indonesia tidak hanya mengajarkan tentang membuat kalimat baku saja,namun juga mengajarkan tentang intonasi, penekanan kalimat juga etika dalam berbicara kepada orang lain.
4.    Cara berkomunikasi secara tertulis sangatlah penting, karena tidak mungkin kita menulis sesuatu kepada seseorang dengan bahasa yang berantakan atau pun menggunakan bahasa lisan sahari-hari, karena pada tulisan tidak mengenal penekanan nada bicara, gerak dan mimik wajah. Karena itu kita perlu belajar bahasa Indonesia formal atau nao formal dengan baik.
5.    Belajar bahasa Indonesia yang baik dan benar penting untuk dipelajari. Karena hal itu sebagai alat untuk mengembangkan kebudayaan bangsa.[7]
    
Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup, yang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan maupun penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing. Bahasa Indonesia yang dipahami dan dituturkan oleh lebih dari 90% warga Indonesia   bukanlah bahasa ibu bagi kebanyakan penuturnya. Sebagian besar warga Indonesia hanya menggunakan salah satu dari 748 bahasa yang ada di Indonesia sebagai bahasa ibu. Penutur Bahasa Indonesia kerap kali menggunakan versi sehari-hari atau mencampuradukkan dengan dialek Melayu lainnya atau bahasa ibunya. Meskipun demikian, Bahasa Indonesia digunakan sangat luas di perguruan-perguruan, media massa, sastra, perangkat lunak, surat-menyurat resmi, dan berbagai forum publik lainnya, sehingga masih bisa dikatakan bahwa Bahasa Indonesia digunakan oleh semua warga Indonesia. Pembiasaan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar akan menghasilkan buah pemikiran yang baik dan benar. Bahasa Indonesia bersikap luwes dan mampu menjalankan fungsinya sebagai sarana komunikasi masyarakat modern. Jadi bahasa Indonesia merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan bermasyarakat, bahasa Indonesia lah yang menyatukan bangsa indonesia yang beragama suku dan budaya.[8]
Bahasa Indonesia memegang peranan penting dalam membangun manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan sumber daya manusia yang relevan dengan perkembangan zaman. Karena itu, peningkatan pendidikan bahasa Indonesia di sekolah-sekolah perlu dilakukan melalui peningkatan kemampuan akademik para pengajarnya. Pembelajaran bahasa Indonesia selain untuk meningkatkan keterampilan berbahasa, juga untuk meningkatkan kemampuan berpikir, bernalar, dan kemampuan memperluas wawasan. Bahasa Indonesia sebagai sarana keilmuan perlu terus dilakukan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun, seiring dengan bertambahnya usia, bahasa Indonesia justru dihadang banyak masalah. Pertanyaan bernada pesimis justru bermunculan
Di era globalisasi akan menyentuh semua aspek kehidupan, termasuk bahasa, bahasa yang semakin global dipakai oleh semua bangsa di dunia ialah bahasa Inggris. Walaupun pemakainya semakin besar sebagai bahasa kedua, masyarakat suatu negara akan semakin kuat juga memempertahankan bahasa ibunya. Bahasa Indonesia dapat memiliki identitasnya apabila masyarakat pemakainya membina dan mengembangkannya sedemikian rupa sehingga bersih dari unsure – unsure bahasa lain. [9]
Berkat adanya bahasa nasional kita dapat berhubungan satu dengan yang lain sedemikian rupa sehingga kesalah pahaman sebagai akibat perbedaan latar belakang social budaya dan bahasa tidak perlu dikhawatirkan. Kita dapat bepergian dari pelosok yang satu ke pelosok yang lain di tanah air kita dengan hanya memanfaatkan bahasa Indonesia sebagai satu-satunya alat komunikasi. Bahasa Indonesia memungkinkan berbagai bagai suku bangsa itu mencapai keserasian hidup sebagai bangsa yang bersatu dengan tidak perlu meninggalkan identitas kesukuan dan kesetiaan kepada nilai – nilai social budaya serta latar belakang bahasa daerah yang bersangkutan. Dengan bahasa nasional itu kita dapat meletakkan kepentingan nasional jauh diatas kepentingan daerah atau golongan.[10]

Dari sudut pandang linguistik, bahasa Indonesia adalah salah satu dari banyak ragam bahasa Melayu. Bahasa indonesia memiliki kedudukan yang sangat penting bagi bangsa indonesia yaitu, bahasa indonesia sebagai lambang kenegaraan bahasa indoseia yang memiliki ciri atau karakter yang berbeda atau bisa dikatakan banhasa indonesia adalah lambang identitas nasional dibanggakan.
Kegiatan pembelajaran bahasa merupakan upaya yang mengakibatkan siswa dapat mempelajari bahasa dengan cara efektif dan efisien. Upaya-upaya yang dilakukan dapat berupa analisis tujuan dan karakteristik studi dan siswa, analisis sumber belajar, menetapkan strategi pengorganisasian, isi pembelajaran, menetapkan strategi penyampaian pembelajaran, menetapkan strategi pengelolaan pembelajaran, dan menetapkan prosedur pengukuran hasil pembelajaran. Oleh karena itu, setiap pengajar harus memiliki keterampilan dalam memilih strategi pembelajaran untuk setiap jenis kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, dengan memilih strategi pembelajaran yang tepat dalam setiap jenis kegiatan pembelajaran, diharapkan pencapaian tujuan belajar dapat terpenuhi.

Dalam proses belajar-mengajar bahasa ada sejumlah variabel, baik bersifat linguistik maupun yang bersifat nonlinguistik, yang dapat menentukan keberhasilan proses belajar mengajar itu. Variabel-variabel itu bukan merupakan hal yang terlepas dan berdiri sendiri-sendiri, melainkan merupakan hal yang saling berhubungan, berkaitan, sehingga merupakan satu jaringan sistem. Adapun strategi pengelolaan pembelajaran adalah metode untuk menata interaksi antara pelajar dengan variabel pengorganisasian dan penyampaian isi pembelajaran.[11]


Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia bagi siswa adalah untuk mengembangkan kemampuan berbahasa Indonesia sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, dan minatnya, sedangkan bagi guru adalah untuk mengembangkan potensi bahasa Indonesia siswa, serta lebih mandiri dalam menentukan bahan ajar kebahasaan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah dan kemampuan siswa.
Selain itu, tujuan umum pembelajaran sebuah Bahasa adalah memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Dengan pembelajaran Bahasa memungkinkan manusia untuk saling berkomunikasi, saling berbagi pengalaman, saling belajar dari yang lain dan untuk  meningkatkan  kemampuan intelektual dan kesusasteraan merupakan salah satu sarana untuk menuju pemahaman tersebut.
Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah diharapkan  membantu siswa mengenal dirinya, budayanya dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif yang ada dalam dirinya.
Pendidikan bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Bidang pembelajaran bahasa ibu dan bahasa asing merupakan bidang yang sudah mantap perkembangannya karena pembelajaran bahasa mempunyai daya jual yang tinggi dan diperlukan masyarakat. Pengetahuan linguistik mengenai bentuk, makna, struktur, fungsi, dan variasi bahasa sangat diperlukan sebagai modal dasar pembelajaran bahasa.
Suatu program pembelajaran bahasa yang menyeluruh dan terpadu tidak dapat melepaskan diri dari pemberian input kebahasaan dan aspek-aspek kebudayaan pada waktu yang bersamaan. Hal ini perlu dilakukan agar pelajar dapat mengaplikasikan kecakapan linguistik dan  keterampilan  berbahasa dalam suatu konteks budaya sebagaimana dianut oleh suatu masyarakat.
Keberhasilan belajar bahasa, yaitu yang disebut asas-asas belajar, yang dapat dikelompokkan menjadi asas-asas yang bersifat psikologis anak didik, dan yang bersifat materi linguistik. Asas-asas yang yang bersifat psikologis itu, antara lain adalah motivasi, pengalaman sendiri, keingintahuan, analisis sintesis dan pembedaan individual. Motivasi lazim diartikan sebagai hal yang mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu. Maka untuk berhasilnya pengajaran bahasa, murid-murid sudah harus dibimbing agar memiliki dorongan untuk belajar. Jika mereka mempunyai dorongan untuk belajar. Tanpa adanya kemauan, tak mungkin tujuan belajar dapat dicapai. Jadi, sebelum proses belajar mengajar dimulai, atau sebelum berlanjut terlalu jauh, sudah seharusnya murid-murid diarahkan. Pengalaman sendiri atau apa yang dialami sendiri akan lebih menarik dan berkesan daripada mengetahui dari orang, karena pengetahuan atau keterangan yang didapat dan dialami sendiri akan lebih baik daripada hanya mendengar keterangan guru.[12]
Pentingnya bahasa Indonesia membuat semua warga Indonesia untuk mempelajarinya agar dapat menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Lingius meneliti bahwa cirri-ciri seseorang yang membedakan bahasa seorang penulis besar dengan bahasa orang biasa pada zaman dan tempatnya, tidak lebih menarik perhatian Lingius daripada cirri-ciri perorangan bahasa setiap orang lain, dan jauh kurang dari pada ciri-ciri yang umum bagi semua penutur.
Meskipun bahasa Indonesia dapat menjadi pengantar dalam berbagai aspek kahidupan, namun masih banyak hal yang harus dibenahi dalam bahasa Indonesia demi memenuhi berbagai tuntutan kebutuhan pembangunan, terlebih dalam era globalisasi yang semakin deras mengalir.
Dengan mempelajari bahasa Indonesia dengan baik dan benar kita dapat mengembangkan hasil karya bangsa sendiri. Kita dapat mengapresiasikan hasil karya seperti puisi,cerita dan lainnya apabila kita mengerti dan mempelajari karya-karya tersebut. Dengan demikian tugas kita adalah menjaga dan terus melestarika budaya serta karya anak bangsa agar tetap bisa dikenali. Apalagi caranya kalau bukan dengan terus menggunakan dan mempelajari bahasa Indonesia secara baik dan benar.[13]
PENTINGNYA BERBAHASA INDONESIA Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang lahir dengan keberagaman suku, adat, ras, golongan dan agama. Indonesia memiliki lebih dari 700 bahasa. Dengan keberagaman tersebut, Indonesia memerlukan satu bahasa yang bisa dimengerti semua Warga Negara dan menjadi pemersatu bangsa. Di Negara kita Indonesia , banyak sekali bahasa yg di gunakan, setiap pulau selalu berbeda-beda bahasa yang di gunakannya. Akan tetapi, bahasa pemersatu kita ialah Bahasa Indonesia. Dimana telah di sebutkan di semboyan Negara kita “BHINEKA TUNGGAL IKA”. BHINEKA TUNGGAL IKA itu sendiri memiliki arti WALAUPUN BERBEDA-BEDA TETAP SATU TUJUAN. Tapi sangat di sayangkan banyak masyarakat-masyarakat pedalaman yang tidak bisa berbahasa Indonesia, misalknya di yogyakarta orang tua di sana banyak yang tidak mengerti bahasa Indonesia, mereka menggunakan bahasa daerahnya yaitu bahasa Jawa.
Tidak sedikit orang asli Indonesia sendiri yang masih sangat kurang mengerti dalam penggunaan EYD. Mungkin di sebabkan oleh faktor-faktor seperti pergaulan, kebiasaan menggunakan bahasa daerah. Hal yang seperti itu sangatlah di sayangkan sekali. Tidaklah masyarakat pedalaman saja, sekarang banyak pemuda-pemudi yang dalam penggunaan bahasa Indonesianya tidak sesuai EYD, mereka lebih senang menggunakan bahasa sehari-hari mereka (bahasa gaul).
Bahasa gaul itu sekarang sudah tidak lumrah lagi untuk di dengar, seperti kata “GUA,LU“ kata itu mereka gunakan untuk pengganti kata “ SAYA, KAMU “. Mungkin sudah tidak asing lagi kita dengar. Mereka dan saya sendiri pun mengakui selalu menggunakan bahasa tersebut dalam pergaulan sehari-hari. EYD biasanya sangatlah penting ketika kita membuat artikel,proposal,skirpsi dll yang bersifat formal. Kita tidak lah mungkin menggunakan bahasa gaul kita untuk yang bersifat formal tersebut. Tidaklah sulit untuk menggunakan bahasa dengan EYD, hanya saja sedikit perlu teliti dalam penggunaannya.
Bahasa Indonesia EYD pun sangatlah sopan jika kita pakai sehari-hari. Berbeda dengan kita menggunakan bahsa gaul. Hanya saja kita akan merasa baku untuk mengucapnya dan mendengarnya. Dengan kita berbahasa Indonesia EYD, kita bisa dengan mudah berkomunikasi dengan orang-orang yang mungkin terbiasa dengan bahasa Indonesia EYD tersebut. Kita bisa menjadi lebih sopan, dan kita akan lebih di hargai oleh orang tersebut. Tidak bosan-bosannya kita bertemu pelajaran bahasa Indonesia yang sejak SD telah kita pelajari. Tapi mengapa kita tetap saja sulit untuk menggunakan bahasa Indonesia EYD tersebut ? padahal sudah berapa tahun kita mempelajarinya.
Hingga saat ini, Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup, yang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan maupun penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing. Menurut Sunaryo (2000 : 6), tanpa adanya bahasa (termasuk bahasa Indonesia) IPTEK tidak dapat tumbuh dan berkembang. Bahasa Indonesia di dalam struktur budaya memiliki kedudukan, fungsi, dan peran ganda sebagai akar dan produk budaya yang sekaligus berfungsi sebagai sarana berfikir dan sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan IPTEK. Tanpa peran bahasa serupa itu, IPTEK tidak akan dapat berkembang.
Implikasinya menyebabkan bahasa sebagai prasarana berfikir moderen. Jika cermat dalam menggunakan bahasa, maka kita akan cermat pula dalam berfikir karena  bahasa  merupakan  cermin  dari daya  nalar. Hasil pendayagunaan  daya nalar itu bergantung pada ragam bahasa yang digunakan. Pembiasaan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar akan menghasilkan buah pemikiran yang baik dan benar juga. Kenyataan bahwa bahasa Indonesia sebagai wujud identitas dalam sarana komunikasi di dalam masyarakat modern. Bahasa Indonesia bersikap luwes dan mampu menjalankan fungsinya sebagai sarana komunikasi masyarakat modern. jadi bahasa indonesia merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan bermasyarakat, bahasa indonesia lah yang menyatukan bangsa indonesia yang beragama suku dan budaya.
Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia sudah berusia 79 tahun. Jika dianalogikan dengan kehidupan manusia, dalam rentang usia tersebut idealnya sudah mampu mencapai tingkat kematangan dan kesempurnaan, sebab sudah banyak merasakan lika-liku dan pahit-getirnya perjalanan sejarah. Untuk menggetarkan gaung penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, pemerintah telah menempuh politik kebahasaan, dengan menetapkan bulan Oktober sebagai Bulan Bahasa.
Namun, seiring dengan bertambahnya usia, bahasa Indonesia justru dihadang banyak masalah. Pertanyaan bernada pesimis justru bermunculan. Mampukah bahasa Indonesia menjadi bahasa budaya dan bahasa Iptek yang berwibawa dan punya prestise tersendiri di tengah-tengah dahsyatnya arus globalisasi? Mampukah bahasa Indonesia bersikap luwes dan terbuka dalam mengikuti derap peradaban yang terus gencar menawarkan perubahan dan dinamika? Masih setia dan banggakah para penuturnya dalam menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa komunikasi yang efektif di tengah-tengah perubahan dan dinamika itu? Jika kita melihat kenyataan di lapangan, secara jujur harus diakui, bahasa Indonesia belum difungsikan secara baik dan benar. Para penuturnya masih dihinggapi sikap inferior (rendah diri) sehingga merasa lebih modern, terhormat, dan terpelajar jika dalam peristiwa tutur sehari-hari, baik dalam ragam lisan maupun tulis, menyelipkan setumpuk istilah asing, padahal sudah ada padanannya dalam bahasa Indonesia.[14]
Pembelajaran Bahasa Indonesia
Untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif tentang strategi pembelajaran Bahasa Indonesia dan efektivitasnya terhadap pencapaian tujuan belajar, kajian pustaka penelitian ini akan difokuskan pada (1) pembelajaran bahasa, (2) strategi pembelajaran Bahasa Indonesia, meliputi metode dan teknik pembelajaran Bahasa Indonesia, dan (3) hasil pembelajaran

Pembelajaran Bahasa
Pembelajaran merupakan upaya membelajarkan siswa Degeng (1989). Kegiatan pengupayaan ini akan mengakibatkan siswa dapat mempelajari sesuatu dengan cara efektif dan efisien. Upaya-upaya yang dilakukan dapat berupa analisis tujuan dan karakteristik studi dan siswa, analisis sumber belajar, menetapkan strategi pengorganisasian, isi pembelajaran, menetapkan strategi penyampaian pembelajaran, menetapkan strategi pengelolaan pembelajaran, dan menetapkan prosedur pengukuran hasil pembelajaran. Oleh karena itu, setiap pengajar harus memiliki keterampilan dalam memilih strategi pembelajaran untuk setiap jenis kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, dengan memilih strategi pembelajaran yang tepat dalam setiap jenis kegiatan pembelajaran, diharapkan pencapaian tujuan belajar dapat terpenuhi. Gilstrap dan Martin (1975) juga menyatakan bahwa peran pengajar lebih erat kaitannya dengan keberhasilan pebelajar, terutama berkenaan dengan kemampuan pengajar dalam menetapkan strategi pembelajaran.
Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar komunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan pebelajar dalam berkomunikasi, baik lisan maupun tulis (Depdikbud, 1995). Hal ini relevan dengan kurikulum 2004 bahwa kompetensi pebelajar bahasa diarahkan ke dalam empat subaspek, yaitu membaca, berbicara, menyimak, dan mendengarkan. Kesemuanya itu dikelompokkan menjadi kebahasaan, pemahaman, dan penggunaan.[15]










DAFTAR PUSTAKA


Tarigan, Henry Guntur, Pengajaran Kompetensi Bahasa, Angkasa, Bandung, 1989

Tadjuddin,Moh, Batas Bahasaku Batas Duniaku, PT.Alumni, Bandung, 2004

Sutikno,I, Bahasa, PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1995

Kushartanti, Pesona Bahasa: Langkah Awal memahami Linguistik, PT. Gramedia Pustaka Utam, Jakarta, 2005

Sumarna, Bahasa dan Sastra Indonesia, Galileo, Klaten, 2004

Saksono, Dwi, Strategi Pengajaran Bahasa Indonesia, IKIP,  Malang,1983,

www.ialf.edu/kipbipa/papers/SetyaTriNugraha1.doc


[1] Prof.Dr.Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Kompetensi Bahasa, Angkasa Bandung,1989,hal 67&69
[2] Prof.Dr.H.Moh.Tadjuddin,M.A,Batas Bahasaku Batas Duniaku,PT.Alumni,Bandung,2004,hal 39
[3] I.Sutikno,Bahasa,PT.Gramedia Pustaka Utama Jakarta,1995,hal 19
[4] M.Basiran,Apakah Yang Dituntut GBPP Bahasa Indonesia,Departemen Pendidikan dan Budaya Yogya,1994,hal 30
[5] Kushartanti, dkk,Pesona Bahasa: Langkah Awal memahami Linguistik,PT.Gramedia Pustaka Utama Jakarta,2005,hal 221
[6] Sumarna,Bahasa dan Sastra Indonesia,Galileo,Klaten,2004,hal 02
[7]I.Sutikno,Bahasa,PT.Gramedia Pustaka Utama Jakarta,1995,hal 20
[8] Prof.Dr.Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Kompetensi Bahasa, Angkasa Bandung,1989,hal 68
[9] Prof.Dr.H.Moh.Tadjuddin,M.A,Batas Bahasaku Batas Duniaku,PT.Alumni,Bandung,2004,hal 40
[10] Dwi Saksono,Strategi Pengajaran Bahasa Indonesia,IKIP Malang,1983,hal 43
[11] Kushartanti, dkk,Pesona Bahasa: Langkah Awal memahami Linguistik,PT.Gramedia Pustaka Utama Jakarta,2005,hal 222
[13] I.Sutikno,Bahasa,PT.Gramedia Pustaka Utama Jakarta,1995,hal 22

Tidak ada komentar:

Posting Komentar