Selasa, 01 Desember 2015

PROSES PERKEMBANGAN POLA PIKIR MANUSIA





BAB I




PENDAHULUAN




 




A.    LATAR BELAKANG MASALAH




 




 




            Ilmu Alamiah sering disebut Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Dan akhir-akhir ini ada juga yang, menyebut Ilmu Kealaman. Ilmu Alamiahmerupakan kegiatan manusia yang bersifat aktif dan dinamis artinya kegiatan manusia yang tiada hentinya dari hasil percobaan akan menghasilkan konsep, selanjutnya dari konsep itu mendorong melakukan percobaan berikutnya dan semuanya itu tidak terlepas oleh cara berfikir.




            Makna berfikir adalah berusaha menambah ilmu, pengetahuan, dan pengalaman, dan selanjutnya menumbuhkan kekuatan untuk mengubah perilaku dan mengontrol semua tindakan. Berfikir adalah fitrah dalam diri semua orang, yang mau berkembang, memperbaiki diri, dan mengubah dirinya.




            Agama kita adalah agama berfikir. Akal adalah bukti yang menunjukan agungnya kekuasaan Allah Ta’ala, yang menjadikan manusia dapat menggunakan akalnya pada seluruh urusannya. Adapun orang-orang yang tidak mau berfikir dan tidak mau menggunakan akalnya, maka Allah menjadikan mereka menempati tingkatan yang paling rendah.




            Dari makna inilah, maka sebagian ulama secara mutlak menyatakan: “Bewrfikir adalah kewajiban dalam islam”. Karena, sedemikian kuat dan tingginya kedudukan akal dalam islam.




 




 




B.     RUMUSAN MASALAH




1.      Apa yang dimaksud sifat unik manusia?




2.      Apa penyebab timbulnya rasa ingin tahu pada manusia?




3.      Apa yang menyebabkan timbulnya mitos?





 




BAB II




PEMBAHASAN




 




A.    PROSES PERKEMBANGAN POLA PIKIR MANUSIA




 




1.      RASA INGIN TAHU




Ilmu pengetahuan alam bermula dari rasa ingin tahu, yang merupakan suatu ciri khas manusia. Manusia mempunyai rasa ingin tahu tentang benda-benda di alam sekitarnya, bulan, bintang, dan matahari, bahkan ingin tahu tentang dirinya sendiri (antroposentris).




Rasa ingin tahu tidak dimiliki oleh makhluk lain, seperti batu, tanah, sungai. Air  dan udara memang bergerak dari satu tempat ke tempat lain, namun gerakannya itu bukanlah atas kehendaknya sendiri, tetapi akibat dari pengaruh ilmiah yang bersifat kekal.




Bagaimana halnya dengan makhluk-makhluk hidup seperti tumbuhan-tumbuhan dan binatang? Sebatang pohon misalnya, menunjukan tanda-tanda pertumbuhan atau gerakan, namun gerakan itu terbatas pada upayanya untuk mempertahankan kelestarian hidupnya yang bersifat tetap. Misalnya, daun-daun yang cenderung mencari sinarmatahari atau akar yang cenderung mencari air yang kaya mineral untuk pertumbuhan hidupnya. Kecendrungan semacam initerus berlangsung sepanjang zaman.




Bagaimana halnya dengan binatang yang juga menunjukkan adanya kehendak untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain.  Kita ambil contoh misalnya ubur-ubur. Binatang ini berpindah tidak atas kehendak sendiri. Namun, bagaimana halnya dengan binatang tingkat lebihtinggi yang nyata-nyata mempunya ikemampuan untuk mengadakan eksplorasi terhadap alam sekitarnya? Misalnya, ikan, burung, harimau, ataupunbinatang yang sangat dekat dengan manusia, yaitu monyet. Tentunya burung-burung bergerak dari satu tempat ke tempat lain didorong  oleh suatu ke inginan, antara lain, rasa ingin tahu. Ingin tahu apakah disana ada cukup makanan untuknya sendiri atau bersama yang lain. Ingin tahu apakah suatu tempat cukup aman untuk tahu. Itulah pengetahuan dari burung tadi. Burung juga memiliki pengetahuan untuk membuat sarang di atas pohon. Burung manyar atau burung tempat pandai menganyam sarangnya yang begitu indah bergelantungan pada daun kelapa. Namun, pengetahuannya itu ternyata tidak berubah dari zaman ke zaman.[1]




Bagaimana halnya dengan monyet  yang begitu pandai? Apabila kita perhatikan baik-baik, kehendak mereka untuk mengeksplorasi alam sekitar itu di dorong oleh rasa ingin tahu yang tetap sepanjang zaman atau yang oleh Asimov (1972) disebut sebagai idle curiousitya tau dibuku lain disebut insting. Insting itu bekerja pada satu hal saja, yaitu mempertahankan kelestarian hidupnya.Untuk itu, mereka perlu makan, melindungi diri, dan berkembang biak.




Bagaimana halnya dengan manusia? Manusia juga memiliki insting seperti yang memiliki oleh hewan dan tumbuh-tumbuhan. Namun manusia memiliki kelebihan, yaitu adanya kemampuan berpikir. Dengan kata lain, curiousitynya tidak idle, tidak tetap sepanjang zaman. Manusia memiliki rasa ingin tahu yang berkembang atau kemampuan berpikir.Setelah tahu tentang apanya mereka juga ingin tahu bagaimana dan mengapa begitu.




Manusia mampu menggunakan pengetahuannya yang terdahulu untuk dikombinasikan dengan pengetahuannya yang baru sehingga menjadi suatu akumulasi pengetahuan. Sebagai ilustrasi, kita bayangkan saja manusia purba zaman dahulu yang hidup di gua-gua atau di atas pohon. Karena kemampuan berpikirnya tidak semata-mata didorong oleh mempertahankan kelestarian hidupnya, tetapi juga untuk membuat hidupnya lebih menyenangkan, mereka mampu membuat rumah di atas tiang-tiang kayu yang kokoh. Bahkan, sekarang manusia mampu membuat istana maupun gedung-gedung pencakar langit. Bandingkan dengan burung tempua dengan sarangnya yang indah tak mengalami perubahan sepanjang masa. Demikian juga harimau yang hidup dalam gua atau monyet yang juga tidak mengalami perubahan sepanjang zaman.




Rasa ingin tahu manusia yang terus berkembang dan seolah-olah tanpa batas itu menimbulkan perbendaharaan pengetahuan pada manusia itu sendiri. Hal ini tidak saja meliputi kebutuhan-kebutuhan praktis untuk hidupnya sehari-hari, seperti bercocok tanam atau membuat panah atau lembing untuk berburu, tetapi juga berkembang sampai pada hal-hal yang menyangkut keindahan.




Dengan pertolongan akal budinya  manusia menemukan berbagai cara untuk  melindungi diri terhadap pengaruh lingkungan yang merugikan. Tetapi adanya akal budi  itu juga menimbulkan rasa ingin tahu yang semakin berkebang. Rasa ingin tahu itu tidak pernah dapat dipuaskan. Kalau salah satu soal dapat dipecahkan, maka timbul soal lain yang menunggu penyelesaian. Akal budi manusia tidak pernah puas dengan pengetahuan yang telah dimilikinya.Selalu timbul keinginan untuk menambah pengetahuan itu.Rasa ingin tahu mendorong manusia untuk melakukan berbagai kegiatan yang bertujuan untuk mencari jawaban atas berbagai persoalan yang muncul didalam pikirannya.Kegiatan yang dilakukan manusia itu kadang-kadang kurang sesuai dengan tujuannya sehingga tidak dapat menghasilkan pemecahan.Tetapi kegagalan biasanya tidak menimbulkan rasa putus asa bahkan sering kali justru membangkitkan semangat yang lebih menyala-nyala untuk memecahkan persoalan. Kegiatan untuk mencari pemecahan dapat berupa:




a)      Penyelidikan langsung




b)      Penggalian hasil-hasil penyelidikan yang sudah pernah dilakukan




c)      Kerjasama dengan penyelidik-penyelidik lain yang juga sedang memecahkan soal yang sama atau yang sejenis.




 




Sebenarnya setiap orang mempunyai rasa ingin tahu, meskipun kekuatan atau intensitasnya tidak semua sama, sedangkan bidang minatnya pun berbeda-beda. Tiap individu atau kelompok mempunyai rasa ingin tahu atau keingintahuan (Curiosity) yang kuat untuk beberapa bidang, sedangkan untuk bidang-bidang lain, rasa ingin tahunya agak lemah atau bahkan sama sekali tidak ada. Rasa ingin tahu dapat diperkuat atau diperlemah oleh lingkungan. Tidak mungkin setiap individu mempunyai rasa ingin tahu yang sama-sama kuat terhadap segala fenomena yang terjadi dalam alam. Rasa ingin tahu yang terus berkembang dan seolah-olah tanpa batas itu menimbulkan perbendaharaan pengetahuan pada manusia itu sendiri.Hal ini tidak saja meliputi kebutuhan-kebutuhan praktis untuk hidupnya sehari-hari, tetapi pengetahuan manusia juga berkembang sampai kepada hal-hal yang menyangkut keindahan.




            




Dengan selalu berlangsungnya perkembangan pengetahuan itu tampak lebih nyata bahwa manusia berbeda daripada hewan.




 




2.      MITOS




Perkembangan selanjutnya adalah manusia berusaha memenuhi kebutuhan fisik atau kebutuhan alam pikirannya. Rasa ingin tahu manusia ternyata tidak dapat terpuaskan hanya atas dasar pengamatan maupun pengalamannya. Untuk itulah, manusia mereka-reka  sendiri jawaban atas keingin tahuannya itu. Sebagai contoh: “Apakah pelangi itu? ”,karena tak dapatdi jawab, manusia mereka-reka jawaban bahwa pelangi adalah selendang “bidadari”. Contoh lain, “Mengapa gunung meletus?”,Karena tak tahu jawabannya, manusia mereka-reka sendiri dengan jawaban: “Yang berkuasa dari gunung itu sedang marah”. Disinilah muncul pengetahuan baru yang disebut “Yang berkuasa”.Dengan menggunakan jalan pikiran yang sama, munculah anggapan adanya “Yang berkuasa” di dalam hutan lebat, sungai yang besar, pohon yang besar, matahari, bulan atau adanya raksasa yang menelan bulan pada saat gerhana rembulan. Pengetahuan baru yang bermunculan dan kepercayaan itulah yang kita sebut dengan mitos.Cerita yang didasarkan atas mitos disebut legenda. Mitos timbul disebabkan antara lain oleh keterbatasan alat indra manusia




1)      Banyak benda yang bergerak begitu cepat sehingga tak tampak jelas oleh mata. Mata tak dapat membedakan sepuluh gambar dalam satu detik jika ukuran partikel terlalu kecil. Demikian juga, jika benda yang dilihat terlalu jauh, mata tak mampu melihatnya.




2)      Alat pendengaran




Pendengaran manusia terbatas pada getaran yang mempunyai frekuensi dari 30 sampai 30.000 per detik.Getaran di bawah 30 atau di atas 30.000 per detik tidak dapat terdengar oleh telinga manusia




3)      Alat Penciuman atau Pengecap




Bau dan rasa tidak dapat memastikan benda yang dikecap maupun yang diciumnya.Manusia hanya dapat membedakan 4 jenis rasa yaitu rasa manis, asam, asin dan pahit. Bau seperti parfum dan lainnya dapat tercium oleh hidung kita bila konsentrasinya di udara lebih dari sepersepuluh juta bagian. Melalui bau, manusia dapat membedakan satu benda dengan benda yang lain.




4)      Alat Perasa




Alat perasa pada kulit manusia dapat membedakan panas atau dingin. Namun, ini sangat  relative sehingga tidak dapat dipakai sebagai alat observasi yang tepat.




 




Alat-alat indra tersebut berbeda-beda diantara manusia. Ada yang sangat tajam penglihatannya, ada pula yang tidak.Ada yang tajam penciumannya, ada yang lemah.Akibat keterbatasan alat indra kita, maka mungkin sajatimbul salah informasi, salah tafsiran atau salah pemikiran. Untuk meningkatkan ketepatan alat indra tersebut manusia dapat juga orang dilatih untuk itu, namun tetap sangat terbatas. Usaha-usaha lain adalah penciptaan alat meskipun alat yang diciptakan ini masih mengalami kesalahan.




Mitos dapat diterima oleh masyarakat pada masa itu karena:




a.       Keterbatasan pengetahuan yang disebabkan oleh keterbatasan penginderaan, baik langsung maupun dengan alat




b.      Keterbatasan penalaran manusia pada masa itu




c.       Terpenuhi hasrat ingin tahunya.[2]




 




3.      SIFAT UNIK MANUSIA




Di banding dengan makhluk lain, jasmani manusia adalah lemah, sedang rohaninya atau akal budi dan kemauannya sangat kuat. Manusia tidak dapat terbang seperti elang, tidak dapat berenang secepat buaya, tidak memiliki tanduk, taji ataupun sengat, maka untuk membela diri dari serangan makhluk lain dan untuk melindungi diri dari terhadap pengaruh lingkungan yang merugikan manusia harus memanfaatkan akal budinya yang cemerlang. Kemauannya yang keras menyebabkan manusia dapat mengendalikan jasmaninya. Hal ini dapat menimbulkan  efek yang negative, misalnya manusia dapat mogok makan, dapat minum-minuman keras sampai mabuk,dan bahkan dapat bunuh diri. Kalau tubuh mereka mendapat pengaruh yang negative dari lingkungan, maka timbul reaksi yang mendorong tubuh supaya meepaskan diri dari lingkungan yang merugikan itu.Hal semacam ini jarang kita jumpai pada hawan. Jadi sifat unik manusia itu ialah akal budi dan kemauannya menaklukan jasmaninya.[3]




 




·         Rasa ingin tahu menyebabkan alam pikiran manusia berkembang




Ada dua macam perkembangan akal akan kita tinjau yaitu:




1.      Perkembangan alam pikiran manusia sejak zaman purba hingga dewasa ini.




2.      Perkembangan alam pikiran manusia sejak dilahirkan sampai akhir hayat.




 




Pada zaman purba manusia sudah menghadapi berbagai teka-teki dari terbit dan terbenamnya matahari, perubahan bentuk bulan, pertumbuhan dan pembiakan makhluk hidup, adanya angin, petir, hujan dan pelangi. Terdorong oleh rasa ingin tahu yang sangat kuat, manusia purba mulai menyelidiki apa penyebab terjadinya fenomena-fenomena itu dan apa akibatnya. Penyelidikan ini menghasilkan jawaban atas banyak persoalan, tetapi kemudian timbul personalan lain. Dengan demikian alam pikiran manusia purba mulai berkembang. Perkembangan itu berlangsung terus sampai sekarang dan akan berlanjut dimasa mendatang.




 




Alam pikiran seorang bayi yang baru lahir mengalami perkembangan yang hamper serupa. Ketika anak kecil mengamati lingkungan, muncul bermacam-macam pertanyaan didalam pikirannya. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, anak kecil mengadakan penyelidikan sendiri atau bertanya pada ibunya, ayah, kakak atau orang lain yang mengasuhnya. Dengan demikian alam pikiran anak berkembang dengan pesat. Rasa ingin tahu seorang anak akan lemah, apabila orang-orang disekelilingnya terlalu sibuk, terlalu malas atau terlalu bodo0h untuk memuaskan rasa ingin tahu anak itu. Dengan demikian perkembangan alam pikiran anak itu akan terhambat.




 




Perkembangan alam pikiran dapat juga disebabkan oleh rangsangan dari luar, tanpa dorongan dari dalam yang berupa rasa ingin tahu.Misalnya, orang yang tinggal dekat hutan menyaksikan kebakaran hutan, orang yang sebenarnya tidak berminat dipaksa untuk mendengarkan ceramah.Sebab ekstern semacam itu memang dapat menimbulkan perkembangan alam pikiran manusia, tetapi hasil itu biasanya tidak mendalam dan tidak tahan lama.Tidak seperti perkembangan yang disebabkan oleh rasa ingin tahu.Jadi alam pikiran manusia berkembang terutama karena ada dorongan dari dalam, yaitu rasa ingin tahu.[4]




 




     5.    PERKEMBANGAN ALAM PIKIRAN MANUSIA




 




Sebagaimana telah dikemukakan bahwa manusia mempunyai rasa ingin tahu rahasia alam dengan menggunakan pengamatan dan penggunaan pengalaman, tetapi sering tidak dapat menjawab masalah dan tidak memuaskan.Pada manusia kuno untuk memuaskan diri, mereka mencoba membuat jawaban sendiri.Misalnya apakah pelangi itu?Mereka tidak dapat menjawab, maka mereka mencoba menjawab dengan mengatakan bahwa pelangi adalah selendang bidadari, maka timbullah pengetahuan baru yaitu bidadari.Selanjutnya tentang mengapa gunung meletus, mereka juga mencoba menjawab dengan mengatakan bahwa yang Yang berkuasa marah.Dari jawaban itu muncul pengetahuan yang disebut yang berkuasa.Dengan menggunakan logika muncullah pengetahuan yang berkuasa pada lautan, hutan dan seterusnya.Pengetahuan baru itu yang merupakan kombinasi antara pengalaman-pengalaman dan kepercayaan disebut mitos.Cerita-cerita mitos itu disebut legenda.Mitos dapat diterima orang waktu itu karena keterbatasan penginderaan, keterbatasan penalaran dan hasrat ingin tahu yang perlu segera dipenuhi.Sehubungan dengan kemajuan zaman, maka lahirlah Ilmu Pengetahuan dan metode pemecahan masalah secara ilmiah, yang selanjutnya terkenal dengan metode ilmiah (Scientific method).




Puncak pemikiran mitos adalah pada zaman Babilonia yaitu kira-kira 700-600 SM. Orang Babilonia berpendapat bahwa alam semesta itu sebagai ruang setengah bola dengan  bumi yang datar sebagai lantainya, dan langit dengan bintang-bintang sebagai atapnya. Namun yang menakjubkan bahwa mereka telah mengenal bidang ekleptika sebagai bidang edar matahari dan menetapkan perhitungan satu tahun yaitu satu kali matahari beredar kembali ke tempat semula, yaitu 365,25 hari. Pengetahuan perbintangan pada zaman itu memang berkembang dan muncul pengetahuan tentang rassi-rassi kelompok bintang yaitu: rasi Scorpio, rasi Virgo, rasi Pisces, rasi Leo dan sebagainya. Rasi bintang yang kita kenal pada saat ini berasal dari zaman Babilonia ini.Pengetahuan dan ajaran Babilonia itu setengahnya merupakan dugaan, imajinasi, kepercayaan atau mitos.Pengetahuan semacam itu dapat disebut Pseudo science (sains palsu), artinya mirip Sains, tetapi bukan Sains sebenarnya.Sains palsu itu juga kadang-kadang masih terdapat pada pola piker orang Yunani kuno (700-600 SM).Misalnya Thales (624-548 SM) seorang filosof, astronom, ahli matematika dan ahli teknik, berpendapat bahwa bintang-bintang mengeluarkan sinar sendiri, sedang bulan hanya sekedar memantulkan sinar dari matahari.Dia berpendapat juga bahwa bumi merupakan suatu piring yang datar terapung di atas air.Dia yang mempertanyakan pertama kali asal-usul semua benda di Alam semesta ini.Thales berpendapat bahwa keanekaragaman benda dialam ini merupakan gejala alam saja, sedang bahan dasarnya amat sederhana yaitu air. Bahan dasar itu melalui proses membentuk beranekaragaman benda, jadi tidak terbentuk begitu saja. Pendapat diatas merupakan pendapat yang sungguh besar dalam alam  pikiran manusia pada zaman itu, karena sebelumnya masih banyak orang berpendapat bahwa benda yang beranekaragam itu diciptakan oleh dewa-dewa seperti apa adanya itu. Selanjutnya Thales berpendapat bahwa semua kehidupan itu berasal dari air.




Selanjutnya berdasar kemampuan berpikir manusia yang makin maju dan perlengkapan pengamatan makin sempurna, maka mitos dengan berbagai legenda makin ditinggalkan orang, dan cenderung menggunakan akal sehat dan rasio.




Tokoh-tokoh Yunani dan lainnya yang telah memberikan sumbangan perubahan berpikir pada waktu itu adalah:




a)      Anaximander, seorang pemikir kontemporer pada masa Thales. Dia berpendapat bahwa langit yang kita lihat sebenarnya hanya setengah saja. Langit dan segala isinya itu beredar mengelilingi bumi dan pendapat itu dapat bertahan sampai abad pertengahan. Dia juga yang mengajarkan membuat jam matahari yaitu tongkat yang tegak lurus di permukaan bumi. Bayangan tongkat yang terbentuk oleh sinar matahari dijadikan petunjuk waktu.




b)      Anaximanes (560-520), seorang yang berpendapat bahwa unsur-unsur dasar pembentukan semua benda itu adalah air, seperti pendapat Thales. Air merupakan salah satu bentuk benda, bila merenggang menjadi api, dan bila memadat menjadi tanah. Ini merupakan pendapat pertama tentang transmutasi unsur-unsur.




c)      Herakleitos (560-470), seorang pengkoreksi pendapat Anaxsimanes bahwa justru apilah yang menyebabkan adanya transmutasi itu, tanpa api benda-benda akan tetap seperti adanya.




d)     Pythagoras (500 M), seorang yang berpendapat bahwa unsur dasar semua benda sebenarnya adalah empat yaitu: tanah, api, udara dan air sebagaimana yang diungkapkan oleh orang-orang sebelumnya. Pythagoras juga terkenal sebagai ahli matematika dan penemu dalil: kuadrat sisi miring suatu segitiga siku-siku sama dengan jumlah kuadrat kedua siku-sikunya (c2 = a2 + b2 ). Dalil ini terkenal sebagai Dalil Pythagoras.




e)      Demokritos (460-370), seorang yang berpendapat tdasar benda. Bila tentang unsur-unsur dasar benda. Bila suatu benda dibagi terus-menerus, maka pada suatu saat sampai pada bagian yang terkecil yang tidak dapat dibagi lagi. Bagian yang terkecil itu disebut Atomos atau atom dank arena kecilnya tidak tampak oleh mata. Istilah atom sampai saat ini  masih dipakai dengan perubahan konsep, tidak lagi seperti konsep Demokratis.




f)       Empedokles (480-430 SM), merupakan orang yang menyempurnakan ajaran Pythagoras tentang empat unsur dasar yaitu: tanah, air, udara dan api. Dia memperkenalkan tentang tenaga penyekat atau daya tarik-menarik dan daya tolak-menolak. Kedua tenaga itu yang dapat mempersatukan atau memisahkan unsur-unsur itu.




g)      Plato (427-345 SM), seorang yang mempunyai titik tolak berpikir yang berbeda dengan orang-orang sebelumnya, sebagai seorang sastrawan tidak berpikir seperti Demokritos dan Empedokles yang terlalu materialistic. Menurut Plato keanekaragaman yang tampak ini sebenarnya hanya suatu duplikat saja dari semua yang kekal dan immaterial. Misalnya serangga terdiri atas macam-macam jenis yang bentuknya berbeda dan beranekaragam, hanya merupakan kopi atau duplikat belaka yang tidak sempurna. Yang benar adalah idea serangga.




h)      Aristoteles (384-322 SM), merupakan seorang ahli piker pada zamannya. Dia yang membuat intisari ajaran orang-orang sebelumnya. Dalam berpikir suatu masalah dia membuang hal-hal yang tidak masuk akal dan memasukkan pendapatnya sendiri. Bukunya yang berhubungan dengan unsur dasar alam ini yang menyebutkan adanya zat tunggal yang disebut Hule. Zat tunggal itu tergantung  kepada kondisinya, sehingga dapat berwujud tanah, air, udara atau api. Terjadinya transmutasi itu disebabkan oleh kondisi: dingin, lembab, panas dan kering. Dalam kondisi lembab dan panas hule akan berwujud sebagai api, sedang dalam kondisi kering dan dingin berwujud sebagai tanah. Aristoteles berpendapat bahwa tidak ada ruang yang hampa, maka bila setiap ruang tidak terisi oleh suatu benda akan diisi oleh sesuatu yang immaterial yaitu ether. Ajaran Aristhoteles yang penting adalah pola berpikir berdasar logika untuk mencari kebenaran. Dia juga sebagai orang pertama yang menyusun klasifikasi hewan yang ada di muka bumi ini, disamping itu ahli piker ini juga memiliki pandangan tentang awal kehidupan, yaitu tentang paham abiogenesis (generatio spontanes).




i)        Ptolomeus (127-151 M), seorang tokoh besar setelah Aristoteles. Buah pikirannya yang penting tentang bumi, sebagai pusat sistem tata surya (geosentris), berbentuk bulat, diam seimbang tanpa tiang penyangga.




j)        Avicenna (Ibn-Shina abad 11), seorang ahli Ilmu Pengetahuan, terutama dalam bidang Ilmu Kedokteran, filosofis. Kecuali Avicenna perlu dikemukakan ahli lainnya dari dunia islam yaitu: Al-Biruni, seorang ahli Ilmu Pengetahuan yang asli dan kontemporer (abad 10), Omar Khayam dan Zarqali (abad 11), Al-Kindi, Al-Farabi (filosof abad 10), Al-Gazali (filosof abad 11), Averoes (Ibn-Rushd). Pada abad 9-11 semua Ilmu Pengetahuan dan FIlsafat Yunani diterjemahkan dan dikembangkan dalam bahasa Arab. Setelah itu secara bertahap diterjemahkan dalam bahasa Latin dan sedikit dalam bahasa Ibrani.[5]







[1] Mawardi dan Nurhidayati,IAD-ISD-IBD,(CV PUSTAKA SETIA, Bandung, 2000), hal 11-12


[2]  Mawardi dan Nurhidayati,IAD-ISD-IBD,(Bandung: CV PUSTAKA SETIA,2000), hal 14


[3] Abdullah Aly dan Eny Rahma,Ilmu Alamiah Dasar,(Jakarta:Bumi Aksara,2003),hal 2


[4] Abdullah Aly dan Eny Rahma,Ilmu Alamiah Dasar,(Jakarta:Bumi Aksara,2003),hal 5


[5]Maskoeri Jasin,Ilmu Alamiah Dasar,(Jakarta:Raja Grafindo Persada,2003),hal 3-9

BAB III
KESIMPULAN

            Sifat unik manusia itu ialah akal budi dan kemauannya menaklukan jasmaninya. Rasa ingin tahu tiap manusia padsa tiap saat belum tentu sama kuat, fenomena yang menimbulkan rasa ingin tahu biasanya berbeda-beda dan dapat berubah-ubah menurut keadaan. Alam pikiran manusia berkembang terutama karena ada dorongan dari dalam, yaitu rasa ingin tahu.

DAFTAR PUSTAKA

Aly Abdullah dan Rahma Eny, Ilmu Alamiah Dasar, CV Bumi Aksara, Jakarta, 2003.
Jasin, Moeskari, Ilmu Alamiah Dasar, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003.
Mawardi-Hidayati Nur, Ilmu Alamiah Dasar Ilmu Sosial Dasar Ilmu Budaya Dasar, Pustaka Setia, Bandung, 2001.
Madhi, Jamal, Kreatif Berpikir, Ziyad Visi Media, Surakarta, 2009.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar