A. Pengertian
Bahasa
Bahasa adalah alat komunikasi bagi
manusia, baik secara lisan maupun tertulis. Bahasa Indonesia adalah bahasa
resmi negara republik Indonesia dan merupakan bahasa persatuan Indonesia.
Penamaan bahasa Indonesia diawali
sejak direncanakannya sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, hal ini
dikarenakan untuk menghindari kesan imperialise bahasa apabila nama bahasa
Melayu tetap di gunakan.
B. Pemakaian Bahasa
Bahasa digunaka di seluruh dunia
sebagai alat untuk berhubungan dengan sesama manusia. Malinowsky mengatakan bahwa makna “datang”
bukan dari renungan yang positif terhadap kata, tetapi justru dari analisis
fungsinya yang beraneka ragam dengan mengacu kepada kebudayaan tertentu. Beliau
membedakan lima tipe penggunaan atau pemakaian bahasa, yang masing–masing
disebutnya, sebagai berikut:
1.
pemakaian pragmatik
2.
pemakaian naratif
3.
pemakaian ritual
4.
Menggunakan ilmu agama
5.
Menggunakan keilmuan
Selanjutnya ia mengatakan bahwa luas
atau tingkatan pemakaiannya dalam masyarakat tergantung pada seberapa tinggi
perkembangan kebudayaan mereka.
Empat tingkatan kebudayaan yaitu,
biadap/ganas, kejam/barbar, setengah beradab, dan beradab. Malinowsky
menegaskan bahwa tingkatan – tingkatan tersebut tercermin dalam sastra
sruktural suatu bahasa.
Pemakaian bahasa menurut Halliday :
1.
pemakaian instrumental
2.
pemakaian regulasi
3.
pemakaian interaksional
4.
pemakaian personal
5.
peemakaian heuristik
6.
pemakaian imajinatif
7.
pemakaian informatif[1]
C. Peran Bahasa
Indonesia
Bahasa Indonesia berperan untuk
membangun dalam menyejajarkan diri dengan bangsa–bangsa maju,selain itu juga
sebagai alat pemersatu bangsa. Bahasa Indonesia juga berperan sebagai bahasa
pengantar dalam berbagai kegiatan kehidupan.[2]
D. Guna
Bahasa
Semua bahasa digunakan untuk
berbicara hampir sepanjang sejarahnya opleh orang–orang yang tidak dapat
membaca atau menulis. Bahasa orang yang seperti itu sama saja stabil, teratur, dan
kayanya dengan bahasa orang–orang atau bangsa–bangsa yang dapat membaca dan
menulis.[3]
E. Kepentingan Mempelajari Bahasa Indonesia
Berikut beberapa alasan pentingnya
mempelajari bahasa Indonesia:
1.
karena bahasa Indonesia merupakan bahasa kesatuan
Negara Indonesia.
2.
karena dengan belajar bahasa Indonesia kita dapat
berkomunikasi dengan orang-orang yang ada disekitar kita.
3.
dapat membantu perkembangan siswa dalam berhubungan
dan beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.
4.
keterampilan berbahasa Indonesia juga akan menentukan
masa depan anak dan perkembangan psikis anak, serta menentukan keberhasilan
secara umum.[4]
Selain itu kita akan mendapatkan
manfaat dari mempelajari bahasa Indonesia, yaitu sebagai berikut:
·
untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan untuk
maraih dan mengembangkan ilmu pengetahuan teknologi dan seni.
·
untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan dalam
rangka melestarikan dan pengembangan budaya.
F. Tujuan Pembelajaran Bahasa
Banyak orang yang belajar bahasa
dengan berbagai tujuan yang berbeda. Ada yang hanya ingin mengetahui isi dari
bacaan, ada yang belajar bahasa agar dapat berbicara dengan baik, ada pula yang
belajar bahasa hanya untuk gaya-gayaan.
Menurut Basiran tujuan pembelajaran
bahasa adalahketerampilan komunikasi dalam berbagai konteks komunikasi.
Kemampuan yang dikembangkan adalah daya tafsir, tangkap makna, peran, menilai
dan mengekspresikan diri dengan bahasa.[5]
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia
dan sastra tujuan pembelajaran secara umam meliputi:
1.
menghargai
dan membanggakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan (nasional) dan
bahasa negara.
2.
memahami
Bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna, dan fungsi,serta menggunakannya
dengan tepat dan kreatif untuk bermacam-macam tujuan, keperluan, dan keadaan.
3.
menggunakan
Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan
emosional,dan kematangan sosial.
4.
memanfaatkan
karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan,
serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.
5.
menghargai
dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual
manusia Indonesia.[6]
Mengapa kita harus belajar bahasa Indonesia?
1. Karena bahasa Indonesia merupakan
bahasa resmi Negara Indonesia, sebagai rakyat kita harusnya tidak hanya menjadikan
bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi saja, namun kita harus menjadikan
bahasa Indonesia sebagai identitas Negara yang di akui oleh undang-undang.
2.
Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatu bangsa indonesia, jadi bahasa
Indonesia penting untuk di pelajari untuk mempersatukan bangsa Indonesia yang
berbeda-beda suku.
3.
Komunikasi yang dilakukan tiap orang tidak hanya berkomunikasi lisan
namun juga berupa tulisan. Namun banyak orang yang menganggap bahwa mempelajari
bahasa Indonesia itu tidak penting, karena bahasa Indonesia terkesan baku dan
kaku. Namun sadarkah kita bahwa bbahasa Indonesia tidak hanya mengajarkan
tentang membuat kalimat baku saja,namun juga mengajarkan tentang intonasi,
penekanan kalimat juga etika dalam berbicara kepada orang lain.
4.
Cara berkomunikasi secara tertulis sangatlah penting, karena tidak
mungkin kita menulis sesuatu kepada seseorang dengan bahasa yang berantakan
atau pun menggunakan bahasa lisan sahari-hari, karena pada tulisan tidak
mengenal penekanan nada bicara, gerak dan mimik wajah. Karena itu kita perlu
belajar bahasa Indonesia formal atau nao formal dengan baik.
5.
Belajar bahasa Indonesia yang baik dan benar penting untuk dipelajari.
Karena hal itu sebagai alat untuk mengembangkan kebudayaan bangsa.[7]
Bahasa
Indonesia merupakan bahasa yang hidup, yang terus menghasilkan kata-kata baru,
baik melalui penciptaan maupun penyerapan dari bahasa daerah
dan bahasa asing. Bahasa Indonesia yang dipahami dan dituturkan oleh
lebih dari 90% warga Indonesia bukanlah bahasa ibu bagi kebanyakan
penuturnya. Sebagian besar warga Indonesia hanya menggunakan salah satu dari
748 bahasa yang ada di Indonesia sebagai bahasa ibu. Penutur Bahasa Indonesia
kerap kali menggunakan versi sehari-hari atau mencampuradukkan dengan dialek
Melayu lainnya atau bahasa ibunya. Meskipun demikian, Bahasa Indonesia
digunakan sangat luas di perguruan-perguruan, media massa, sastra, perangkat
lunak, surat-menyurat resmi, dan berbagai forum publik lainnya, sehingga masih
bisa dikatakan bahwa Bahasa Indonesia digunakan oleh semua warga Indonesia.
Pembiasaan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar akan menghasilkan
buah pemikiran yang baik dan benar. Bahasa Indonesia bersikap luwes dan mampu
menjalankan fungsinya sebagai sarana komunikasi masyarakat modern. Jadi bahasa
Indonesia merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan
bermasyarakat, bahasa Indonesia lah yang menyatukan bangsa indonesia yang
beragama suku dan budaya.[8]
Bahasa
Indonesia memegang peranan penting dalam membangun manusia Indonesia seutuhnya
dan pembangunan sumber daya manusia yang relevan dengan perkembangan
zaman. Karena itu, peningkatan pendidikan bahasa Indonesia di
sekolah-sekolah perlu dilakukan melalui peningkatan kemampuan akademik para
pengajarnya. Pembelajaran bahasa Indonesia selain untuk meningkatkan
keterampilan berbahasa, juga untuk meningkatkan kemampuan berpikir, bernalar,
dan kemampuan memperluas wawasan. Bahasa Indonesia sebagai sarana keilmuan
perlu terus dilakukan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Namun, seiring dengan bertambahnya usia, bahasa Indonesia justru dihadang
banyak masalah. Pertanyaan bernada pesimis justru bermunculan
Di era
globalisasi akan menyentuh semua aspek kehidupan, termasuk bahasa, bahasa yang
semakin global dipakai oleh semua bangsa di dunia ialah bahasa Inggris.
Walaupun pemakainya semakin besar sebagai bahasa kedua, masyarakat suatu negara
akan semakin kuat juga memempertahankan bahasa ibunya. Bahasa Indonesia dapat
memiliki identitasnya apabila masyarakat pemakainya membina dan
mengembangkannya sedemikian rupa sehingga bersih dari unsure – unsure bahasa
lain. [9]
Berkat
adanya bahasa nasional kita dapat berhubungan satu dengan yang lain sedemikian
rupa sehingga kesalah pahaman sebagai akibat perbedaan latar belakang social
budaya dan bahasa tidak perlu dikhawatirkan. Kita dapat bepergian dari pelosok
yang satu ke pelosok yang lain di tanah air kita dengan hanya memanfaatkan
bahasa Indonesia sebagai satu-satunya alat komunikasi. Bahasa Indonesia
memungkinkan berbagai bagai suku bangsa itu mencapai keserasian hidup sebagai
bangsa yang bersatu dengan tidak perlu meninggalkan identitas kesukuan dan
kesetiaan kepada nilai – nilai social budaya serta latar belakang bahasa daerah
yang bersangkutan. Dengan bahasa nasional itu kita dapat meletakkan kepentingan
nasional jauh diatas kepentingan daerah atau golongan.[10]
Dari sudut
pandang linguistik, bahasa Indonesia adalah salah satu dari banyak ragam bahasa
Melayu. Bahasa indonesia memiliki kedudukan yang sangat penting bagi bangsa
indonesia yaitu, bahasa indonesia sebagai lambang kenegaraan bahasa indoseia
yang memiliki ciri atau karakter yang berbeda atau bisa dikatakan banhasa
indonesia adalah lambang identitas nasional dibanggakan.
Kegiatan
pembelajaran bahasa merupakan upaya yang mengakibatkan siswa dapat mempelajari
bahasa dengan cara efektif dan efisien. Upaya-upaya yang dilakukan dapat berupa
analisis tujuan dan karakteristik studi dan siswa, analisis sumber belajar,
menetapkan strategi pengorganisasian, isi pembelajaran, menetapkan strategi
penyampaian pembelajaran, menetapkan strategi pengelolaan pembelajaran, dan
menetapkan prosedur pengukuran hasil pembelajaran. Oleh karena itu, setiap
pengajar harus memiliki keterampilan dalam memilih strategi pembelajaran untuk
setiap jenis kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, dengan memilih strategi
pembelajaran yang tepat dalam setiap jenis kegiatan pembelajaran, diharapkan
pencapaian tujuan belajar dapat terpenuhi.
Dalam
proses belajar-mengajar bahasa ada sejumlah variabel, baik bersifat linguistik
maupun yang bersifat nonlinguistik, yang dapat menentukan keberhasilan proses
belajar mengajar itu. Variabel-variabel itu bukan merupakan hal yang terlepas
dan berdiri sendiri-sendiri, melainkan merupakan hal yang saling berhubungan, berkaitan,
sehingga merupakan satu jaringan sistem. Adapun strategi pengelolaan
pembelajaran adalah metode untuk menata interaksi antara pelajar dengan
variabel pengorganisasian dan penyampaian isi pembelajaran.[11]
Tujuan
pembelajaran bahasa Indonesia bagi siswa adalah
untuk mengembangkan kemampuan berbahasa Indonesia sesuai dengan kemampuan,
kebutuhan, dan minatnya, sedangkan bagi guru adalah untuk mengembangkan potensi
bahasa Indonesia siswa, serta lebih mandiri dalam menentukan bahan ajar
kebahasaan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah dan kemampuan siswa.
Selain itu, tujuan
umum pembelajaran sebuah Bahasa adalah memiliki peran sentral dalam
perkembangan intelektual, sosial dan emosional peserta didik dan merupakan
penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Dengan
pembelajaran Bahasa memungkinkan manusia untuk saling berkomunikasi, saling
berbagi pengalaman, saling belajar dari yang lain dan untuk
meningkatkan kemampuan intelektual dan kesusasteraan merupakan salah satu
sarana untuk menuju pemahaman tersebut.
Pembelajaran
bahasa Indonesia di sekolah diharapkan membantu siswa mengenal dirinya,
budayanya dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan,
berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut dan menemukan
serta menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif yang ada dalam dirinya.
Pendidikan
bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk
berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan
maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan
manusia Indonesia. Bidang pembelajaran bahasa ibu dan bahasa asing merupakan
bidang yang sudah mantap perkembangannya karena pembelajaran bahasa mempunyai
daya jual yang tinggi dan diperlukan masyarakat. Pengetahuan linguistik
mengenai bentuk, makna, struktur, fungsi, dan variasi bahasa sangat diperlukan
sebagai modal dasar pembelajaran bahasa.
Suatu
program pembelajaran bahasa yang menyeluruh dan terpadu tidak dapat melepaskan
diri dari pemberian input kebahasaan dan aspek-aspek kebudayaan pada waktu yang
bersamaan. Hal ini perlu dilakukan agar pelajar dapat mengaplikasikan kecakapan
linguistik dan keterampilan berbahasa dalam suatu konteks budaya
sebagaimana dianut oleh suatu masyarakat.
Keberhasilan
belajar bahasa, yaitu yang disebut asas-asas belajar, yang dapat dikelompokkan
menjadi asas-asas yang bersifat psikologis anak didik, dan yang bersifat materi
linguistik. Asas-asas yang yang bersifat psikologis itu, antara lain adalah
motivasi, pengalaman sendiri, keingintahuan, analisis sintesis dan pembedaan
individual. Motivasi lazim diartikan sebagai hal yang mendorong seseorang untuk
berbuat sesuatu. Maka untuk berhasilnya pengajaran bahasa, murid-murid sudah
harus dibimbing agar memiliki dorongan untuk belajar. Jika mereka mempunyai
dorongan untuk belajar. Tanpa adanya kemauan, tak mungkin tujuan belajar dapat
dicapai. Jadi, sebelum proses belajar mengajar dimulai, atau sebelum berlanjut
terlalu jauh, sudah seharusnya murid-murid diarahkan. Pengalaman sendiri atau
apa yang dialami sendiri akan lebih menarik dan berkesan daripada mengetahui
dari orang, karena pengetahuan atau keterangan yang didapat dan dialami sendiri
akan lebih baik daripada hanya mendengar keterangan guru.[12]
Pentingnya bahasa Indonesia membuat semua warga
Indonesia untuk mempelajarinya agar dapat menggunakan bahasa Indonesia dengan
baik dan benar. Lingius meneliti bahwa cirri-ciri seseorang yang membedakan
bahasa seorang penulis besar dengan bahasa orang biasa pada zaman dan tempatnya,
tidak lebih menarik perhatian Lingius daripada cirri-ciri perorangan bahasa
setiap orang lain, dan jauh kurang dari pada ciri-ciri yang umum bagi semua
penutur.
Meskipun bahasa Indonesia dapat menjadi pengantar
dalam berbagai aspek kahidupan, namun masih banyak hal yang harus dibenahi
dalam bahasa Indonesia demi memenuhi berbagai tuntutan kebutuhan pembangunan,
terlebih dalam era globalisasi yang semakin deras mengalir.
Dengan mempelajari bahasa Indonesia
dengan baik dan benar kita dapat mengembangkan hasil karya bangsa sendiri. Kita
dapat mengapresiasikan hasil karya seperti puisi,cerita dan lainnya apabila
kita mengerti dan mempelajari karya-karya tersebut. Dengan demikian tugas kita
adalah menjaga dan terus melestarika budaya serta karya anak bangsa agar tetap
bisa dikenali. Apalagi caranya kalau
bukan dengan terus menggunakan dan mempelajari bahasa Indonesia secara baik dan
benar.[13]
PENTINGNYA BERBAHASA
INDONESIA Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang lahir dengan
keberagaman suku, adat, ras, golongan dan agama. Indonesia memiliki lebih dari
700 bahasa. Dengan keberagaman tersebut, Indonesia memerlukan satu bahasa yang
bisa dimengerti semua Warga Negara dan menjadi pemersatu bangsa. Di Negara kita
Indonesia , banyak sekali bahasa yg di gunakan, setiap pulau selalu
berbeda-beda bahasa yang di gunakannya. Akan tetapi, bahasa pemersatu kita
ialah Bahasa Indonesia. Dimana telah di sebutkan di semboyan Negara kita
“BHINEKA TUNGGAL IKA”. BHINEKA TUNGGAL IKA itu sendiri memiliki arti WALAUPUN
BERBEDA-BEDA TETAP SATU TUJUAN. Tapi sangat di sayangkan banyak
masyarakat-masyarakat pedalaman yang tidak bisa berbahasa Indonesia, misalknya
di yogyakarta orang tua di sana banyak yang tidak mengerti bahasa Indonesia,
mereka menggunakan bahasa daerahnya yaitu bahasa Jawa.
Tidak
sedikit orang asli Indonesia sendiri yang masih sangat kurang mengerti dalam
penggunaan EYD. Mungkin di sebabkan oleh faktor-faktor seperti pergaulan,
kebiasaan menggunakan bahasa daerah. Hal yang seperti itu sangatlah di
sayangkan sekali. Tidaklah masyarakat pedalaman saja, sekarang banyak
pemuda-pemudi yang dalam penggunaan bahasa Indonesianya tidak sesuai EYD,
mereka lebih senang menggunakan bahasa sehari-hari mereka (bahasa gaul).
Bahasa gaul
itu sekarang sudah tidak lumrah lagi untuk di dengar, seperti kata “GUA,LU“
kata itu mereka gunakan untuk pengganti kata “ SAYA, KAMU “. Mungkin sudah
tidak asing lagi kita dengar. Mereka dan saya sendiri pun mengakui selalu
menggunakan bahasa tersebut dalam pergaulan sehari-hari. EYD biasanya sangatlah
penting ketika kita membuat artikel,proposal,skirpsi dll yang bersifat formal.
Kita tidak lah mungkin menggunakan bahasa gaul kita untuk yang bersifat formal
tersebut. Tidaklah sulit untuk menggunakan bahasa dengan EYD, hanya saja
sedikit perlu teliti dalam penggunaannya.
Bahasa Indonesia EYD pun sangatlah sopan jika kita pakai
sehari-hari. Berbeda dengan kita menggunakan bahsa gaul. Hanya saja kita akan
merasa baku untuk mengucapnya dan mendengarnya. Dengan kita berbahasa Indonesia
EYD, kita bisa dengan mudah berkomunikasi dengan orang-orang yang mungkin
terbiasa dengan bahasa Indonesia EYD tersebut. Kita bisa menjadi lebih sopan,
dan kita akan lebih di hargai oleh orang tersebut. Tidak bosan-bosannya kita
bertemu pelajaran bahasa Indonesia yang sejak SD telah kita pelajari. Tapi
mengapa kita tetap saja sulit untuk menggunakan bahasa Indonesia EYD tersebut ?
padahal sudah berapa tahun kita mempelajarinya.
Hingga saat ini, Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang
hidup, yang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan maupun
penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing. Menurut Sunaryo (2000
: 6), tanpa adanya bahasa (termasuk bahasa Indonesia) IPTEK tidak dapat tumbuh
dan berkembang. Bahasa Indonesia di dalam struktur budaya memiliki kedudukan, fungsi,
dan peran ganda sebagai akar dan produk budaya yang sekaligus berfungsi sebagai
sarana berfikir dan sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan IPTEK. Tanpa
peran bahasa serupa itu, IPTEK tidak akan dapat berkembang.
Implikasinya
menyebabkan bahasa sebagai prasarana berfikir moderen. Jika cermat dalam
menggunakan bahasa, maka kita akan cermat pula dalam berfikir karena bahasa
merupakan cermin dari daya nalar. Hasil pendayagunaan daya nalar itu bergantung pada ragam bahasa
yang digunakan. Pembiasaan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar akan
menghasilkan buah pemikiran yang baik dan benar juga. Kenyataan bahwa bahasa
Indonesia sebagai wujud identitas dalam sarana komunikasi di dalam masyarakat
modern. Bahasa Indonesia bersikap luwes dan mampu menjalankan fungsinya sebagai
sarana komunikasi masyarakat modern. jadi bahasa indonesia merupakan salah satu
aspek yang penting dalam kehidupan bermasyarakat, bahasa indonesia lah yang
menyatukan bangsa indonesia yang beragama suku dan budaya.
Dalam
kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia sudah berusia 79 tahun.
Jika dianalogikan dengan kehidupan manusia, dalam rentang usia tersebut
idealnya sudah mampu mencapai tingkat kematangan dan kesempurnaan, sebab sudah
banyak merasakan lika-liku dan pahit-getirnya perjalanan sejarah. Untuk
menggetarkan gaung penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar,
pemerintah telah menempuh politik kebahasaan, dengan menetapkan bulan Oktober
sebagai Bulan Bahasa.
Namun,
seiring dengan bertambahnya usia, bahasa Indonesia justru dihadang banyak
masalah. Pertanyaan bernada pesimis justru bermunculan. Mampukah bahasa
Indonesia menjadi bahasa budaya dan bahasa Iptek yang berwibawa dan punya
prestise tersendiri di tengah-tengah dahsyatnya arus globalisasi? Mampukah
bahasa Indonesia bersikap luwes dan terbuka dalam mengikuti derap peradaban
yang terus gencar menawarkan perubahan dan dinamika? Masih setia dan banggakah
para penuturnya dalam menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa komunikasi
yang efektif di tengah-tengah perubahan dan dinamika itu? Jika kita melihat
kenyataan di lapangan, secara jujur harus diakui, bahasa Indonesia belum
difungsikan secara baik dan benar. Para penuturnya masih dihinggapi sikap
inferior (rendah diri) sehingga merasa lebih modern, terhormat, dan terpelajar
jika dalam peristiwa tutur sehari-hari, baik dalam ragam lisan maupun tulis,
menyelipkan setumpuk istilah asing, padahal sudah ada padanannya dalam bahasa
Indonesia.[14]
Pembelajaran
Bahasa Indonesia
Untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif tentang
strategi pembelajaran Bahasa Indonesia dan efektivitasnya terhadap pencapaian
tujuan belajar, kajian pustaka penelitian ini akan difokuskan pada (1)
pembelajaran bahasa, (2) strategi pembelajaran Bahasa Indonesia, meliputi metode
dan teknik pembelajaran Bahasa Indonesia, dan (3) hasil pembelajaran
Pembelajaran Bahasa
Pembelajaran merupakan upaya membelajarkan siswa Degeng (1989). Kegiatan
pengupayaan ini akan mengakibatkan siswa dapat mempelajari sesuatu dengan cara
efektif dan efisien. Upaya-upaya yang dilakukan dapat berupa analisis tujuan
dan karakteristik studi dan siswa, analisis sumber belajar, menetapkan strategi
pengorganisasian, isi pembelajaran, menetapkan strategi penyampaian
pembelajaran, menetapkan strategi pengelolaan pembelajaran, dan menetapkan
prosedur pengukuran hasil pembelajaran. Oleh karena itu, setiap pengajar harus
memiliki keterampilan dalam memilih strategi pembelajaran untuk setiap jenis
kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, dengan memilih strategi pembelajaran
yang tepat dalam setiap jenis kegiatan pembelajaran, diharapkan pencapaian
tujuan belajar dapat terpenuhi. Gilstrap dan Martin (1975) juga menyatakan
bahwa peran pengajar lebih erat kaitannya dengan keberhasilan pebelajar,
terutama berkenaan dengan kemampuan pengajar dalam menetapkan strategi
pembelajaran.
Belajar
bahasa pada hakikatnya adalah belajar komunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran
bahasa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan pebelajar dalam berkomunikasi,
baik lisan maupun tulis (Depdikbud, 1995). Hal ini relevan dengan kurikulum
2004 bahwa kompetensi pebelajar bahasa diarahkan ke dalam empat subaspek, yaitu
membaca, berbicara, menyimak, dan mendengarkan. Kesemuanya itu
dikelompokkan menjadi kebahasaan, pemahaman, dan penggunaan.[15]
DAFTAR PUSTAKA
Tarigan, Henry
Guntur, Pengajaran Kompetensi Bahasa, Angkasa, Bandung, 1989
Tadjuddin,Moh, Batas
Bahasaku Batas Duniaku, PT.Alumni, Bandung, 2004
Sutikno,I,
Bahasa, PT.Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta, 1995
Kushartanti, Pesona
Bahasa: Langkah Awal memahami Linguistik, PT. Gramedia Pustaka Utam,
Jakarta, 2005
Sumarna,
Bahasa dan Sastra Indonesia, Galileo,
Klaten, 2004
Saksono, Dwi,
Strategi Pengajaran Bahasa Indonesia,
IKIP, Malang,1983,
[1] Prof.Dr.Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Kompetensi Bahasa, Angkasa Bandung,1989,hal 67&69
[2] Prof.Dr.H.Moh.Tadjuddin,M.A,Batas Bahasaku Batas Duniaku,PT.Alumni,Bandung,2004,hal 39
[3] I.Sutikno,Bahasa,PT.Gramedia
Pustaka Utama Jakarta,1995,hal 19
[4] M.Basiran,Apakah
Yang Dituntut GBPP Bahasa Indonesia,Departemen Pendidikan dan Budaya
Yogya,1994,hal 30
[5] Kushartanti, dkk,Pesona
Bahasa: Langkah Awal memahami Linguistik,PT.Gramedia Pustaka Utama
Jakarta,2005,hal 221
[6] Sumarna,Bahasa
dan Sastra Indonesia,Galileo,Klaten,2004,hal 02
[7]I.Sutikno,Bahasa,PT.Gramedia
Pustaka Utama Jakarta,1995,hal 20
[8] Prof.Dr.Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Kompetensi Bahasa, Angkasa Bandung,1989,hal 68
[9] Prof.Dr.H.Moh.Tadjuddin,M.A,Batas Bahasaku Batas Duniaku,PT.Alumni,Bandung,2004,hal 40
[10] Dwi Saksono,Strategi
Pengajaran Bahasa Indonesia,IKIP Malang,1983,hal 43
[11] Kushartanti, dkk,Pesona
Bahasa: Langkah Awal memahami Linguistik,PT.Gramedia Pustaka Utama
Jakarta,2005,hal 222
[12]
http://endonesa.wordpress.com/ajaran-pembelajaran/pembelajaran-bahasa-indonesia/,22 September
2014,17:00
[13] I.Sutikno,Bahasa,PT.Gramedia
Pustaka Utama Jakarta,1995,hal 22
Tidak ada komentar:
Posting Komentar